Saturday, May 17, 2014

rasis?

jadi ingat cerita Oprah waktu liat-liat tas di Trois Pommes, Zurich, Swiss. sedikit merasakan kemiripan dengan kasusnya Excellency Pak Dubes waktu check-in di Soetta. Oprah mah bisa langsung ngomong di acara telly-nya sendiri secara dia punya OWN. kalau Pak Dubes, ya nulis di media cetak nasional bisa sedikit membantu beliau untuk berbagi pengalaman lah.

along with the idea of starting to stop making stupid people famous, ga ada niat tuh untuk bikin DN or Pak Dubes jadi trending topic di dunia maya. rame lah, ada yang ngebelain Pak Dubes, dan ada yang militan ngebelain DN. sampe' minta cctv ditayangin ulang untuk ngeliat siapa yang sebenarnya arogan. pertanyaannya, jadi kalau udah ketauan siapa yang arogan, kita jadi musuhin dia? koq saya ngeliatnya semua sebagai bagian dari pembelajaran menggunakan socmed yang baik ya? yang siap ber-socmed, harus lebih sabar ngadepin yang ga siap. sedangkan yang ga siap, belajar lah! jangan cuma menggunakan socmed untuk narsis aja. socmed itu bisa jadi ajang pembelajaran dan perbaikan diri, keles!

balik ke soal rasis. berdasarkan kajian psikologi, rasis itu bagian dari prasangka. prasangka itu sendiri berdasarkan KBBI adalah pendapat (anggapan) yang kurang baik mengenai sesuatu sebelum mengetahui (menyaksikan, menyelidiki) sendiri. lebih lanjut ada definisi prasangka yang terkait dengan ras, yaitu pendapat atau perasaan yang buruk terhadap ras tertentu tanpa pengetahuan atau alasan yang cukup. prasangka itu sendiri biasanya terhadap orang lain yang beda afiliasi. bisa jadi karena beda ras, beda etnis, beda agama, atau bahkan beda pandangan politik.

Rina pernah nanya waktu liat foto David (notabene mayoritas yang dari Bahamas tone kulitnya darker), "how does he feel for being born black?" i just got to tell her, it is not easy! ngedengerin gimana berprasangka negatifnya orang India ke dia. yang ga dilayanin waktu belanja di toko, padahal dia itu orang nomor satu di Parlemen Bahamas. dan ngeliatin orang-orang di Pizza Hut di Delhi yang ngeliat kami berdua (yang sawo matang dan si pede yang bilang dirinya 'tall, dark, and handsome' halah!) kaya'nya aneh banget bisa makan bareng. but we stayed and finished our dinner because we wanted to and to muse them was a bonus :). tapi memang, sangat menyakitkan bagi mereka yang berkulit hitam di belahan dunia mana pun, karena selalu menjadi lapisan terakhir yang diperhatikan oleh mereka yang berkulit lebih cerah. 

tapi kaya'nya makin pintar dan berpendidikan seseorang, makin terbuka dia akan adanya ras lain yang sama pintar dan berpendidikannya. semacam sudah terekspos dengan banyak hal yang mengharuskan dia membuka mata. sedikit berbagi pengalaman, waktu di Inggris, saya nggak ngerasa kalau saya dinomorduakan dalam mendapatkan pelayanan apa pun! tapi Pak Iwan, merasa banget kalau ia dinomorduakan dan filed a complaint resmi. apa saya yang kurang peka, atau Pak Iwannya yang terlalu sensitif. ga ada waktu pada saat itu untuk mengkaji lebih lanjut.

beda etnis ini agak lucu. beberapa kali BB bilang 'dia orang seberang' untuk teman-temannya yang berasal dari sumatera, secara khusus dari sumatera utara. sedangkan saudara-saudara di Pekanbaru nyebut saya 'orang dari jawa' ... eaaa ... segitu anehnya kah kami? di jawa di bilang orang seberang (tapi saya bukan dari sumatera utara ya, walaupun muka kotak-kotak. jadi jangan panggil ito!), di sumatera di bilang orang jawa. hehe. tapi memang ada beberapa etnis yang dikonotasikan negatif dan ga bisa 'campur' sama etnis lain. saling menghargai aja lah. negara kesatuan bukan?

beda agama sering dimaknai lain oleh orang yang ditanya. terkadang saya perlu menanyakan agama apa seseorang, untuk ga salah ngirim kartu natal or idul fitri-nya. bukan untuk mengkotak-kotakan dia di kelompok yang satu yang lebih saya hormati. tapi ada yang merasa kalau ditanyai agama, itu berarti mencampuri urusan pribadi. ya ... ga apa juga berpandangan begitu. kalau di salon, itu biar pasti kalau ada make-up yang ga halal bisa dihindari. orang saya nanya juga karena kepentingan ngirim kartu koq! sama kaya' officer di Chevening yang nanyanya halus jadi 'merayakan natal atau idul fitri, mbak?' that's her way to make sure that those e-mail seasonal greetings are correctly send.

beda pandangan politik ini seru juga. terakhir baca di guardian, kalau lagi pacaran, perlu nanya ke pacar, dia itu tory atau conservative. kalau satu pandangan, itu akan lebih membantu daripada beda-beda. setuju juga siy. di kantor, pernah pada suatu masa kejayaan sebuah partai, seorang staf dari PDIP berujar kepada PNS di kantor, "oh PNS ya? artinya Golkar ya?" can't really comment on this. i let you to decide.
 

1 comment:

it's me ... i-in said...

http://www.theguardian.com/commentisfree/2014/may/14/first-date-tory-shared-politics-relationship-okcomrade