ke kuching, malaysia melalui darat mungkin merupakan salah satu perjalanan yang menyenangkan untuk saya pribadi. karena kebetulan sedang di kalimantan barat, maka saya menyempatkan diri untuk ke kuching via darat. sedikit nekat karena kami pergi hanya berdua. saya dan mbak tini pun tidak berencana berlama-lama di kota ini. menginap semalam saja, dan kemudian kembali ke pontianak.
hal pertama yang harus dilakukan adalah memesan tiket bus malam yang akan membawa kami ke kuching. cukup banyak jasa bus malam yang ada, mulai dari yang negeri (damri) sampai beberapa yang swasta sehingga cukup kompetitif harganya dan rata-rata sama saja. kami pergi dengan armada bus yang disediakan oleh PT Setia Jiwana Sakti (SJS). ada dua kelas, executive dan super executive. untuk yang kelas executive, harga satu kali perjalanan (bukan pulang pergi) adalah IDR180K (MYR70). sedangkan untuk kelas super executive adalah IDR230K (MYR80). akan lebih aman jika tiket pulang juga langsung di pesan. yang membedakan bus kelas executive dan super executive adalah banyaknya kursi di bus (yang berpengaruh kepada seberapa jauh kursi dapat diset untuk reclining pada waktu tidur).
untuk kelas executive, jumlah kursi ada 36 dengan setiap row-nya dua di kanan dan dua di kiri. sedangkan untuk super executive, jumlah kursinya 19 satu di kiri dan dua di kanan (di belakang supir) untuk setiap row-nya. besarnya bus sendiri sama, dengan disediakan toilet kecil di belakang.
kami berangkat dari tempat pembelian tiket di Pontianak pada pukul 21.00. sebelum meninggalkan Pontianak, kami dipinjami selimut karena AC bus akan menyala terus, bahkan sampai ketika kami menunggu perbatasan dibuka pada pukul 6 pagi waktu Malaysia (5 pagi WIB). kami sampai di Entikong pada pukul 4 pagi, sehingga waktu yang tersisa dipergunakan oleh supir dan kenek bus untuk memberikan pengarahan agar kami jangan sampai terpaksa menunggu rombongan TKI yang sedang arus balik dari Indonesia. kebetulan kami pergi pada minggu pertama setelah Idul Fitri, sehingga memang banyak TKI yang kembali ke Malaysia untuk bekerja.
di Entikong, kami langsung mengantri untuk menuju loket Imigrasi dan begitu keluar dari Imigrasi Indonesia kami langsung berjalan kaki menuju Imigrasi Malaysia yang jaraknya kurang lebih 500m. jalan kaki ya ... jangan menunggu ada instruksi untuk naik bus lagi. di Tebedu (daerah Imigrasi Malaysia), pintu gerbang belum dibuka karena memang yang di Indonesia baru di buka (ketika pertama dibuka langsung mereka yang menunggu di gerbang berlarian menuju loket yang hanya dua). tetapi karena sebagian besar masih mengantri, maka yang mengantri di pintu gerbang imigrasi Malaysia masih sedikit. model mengantri di Malaysia lebih teratur sedikit karena melalui railing seperti masuk stadion (tidak seperti di Imigrasi Indonesia yang tidak ada petunjuk arahnya).
perjalanan menuju kota Kuching memakan waktu kurang lebih 3 jam karena pada pukul 9 waktu setempat kami sudah sampai di Terminal Bus Batu 3 1/2. terminalnya kecil, dan pada waktu itu kami tidak menemukan money changer resmi di dalam Terminal. kami harus sedikit berjalan ke luar untuk menukar uang rupiah. tetapi tidak perlu takut dengan transportasi, karena taksi rank ada di dalam terminal. walaupun ada argo yang berjalan, tetapi supir taksi akan tetap meminta MYR30 untuk sekali jalan dari terminal menuju hotel kami yang kebetulan terletak di dekat sungai Sarawak yang menjadi daya tarik dari kota Kuching. sepertinya sebagian besar taksi di kota Kuching menggunakan tarif yang sama, untuk jarak yang agak jauh di dalam kota sebesar MYR25 karena kami dikenakan biaya sebesar itu untuk kembali dari hotel menuju terminal.
perjalanan pulang kami mulai di pagi hari. pukul 9 kami sudah siap di terminal dan sebelum jam 12 waktu setempat kami sudah sampai di Tebedu. masuk ke Imigrasi Entikong kami harus melalui proses scanning barang bawaan terutama bagasi. rencananya akan dibangun x-ray khusus untuk bus, sehingga tidak perlu barang keluar dari bagasi bus dan kemudian dibawa kembali ke bus setelah diperiksa.
jika pada saat pergi kami dibekali snack ringan dan air mineral satu botol, maka pada saat kembali ke pontianak, sekitar pukul 2 waktu setempat kami berhenti di rumah makan tetapi belanjanya dengan dana sendiri. untuk yang punya sakit maag, ada baiknya sudah membekali diri di jalan. kami sampai di kota Pontianak sekitar pukul 7.
No comments:
Post a Comment