Hari terakhir untuk bulan Agustus tahun 2005. What have I done so far? Hmmm mostly catching up on some friends. Nanti malam ada acara ketemu sama Mas Adi, Kak Lina, Teh Yuri, Boy, Kak Utty, Donny, Kak Nancy dan mungkin beberapa lagi yang lain. Katanya Mas Bimo mau datang, ternyata dia pagi ini di Banjar Baru. Taunya juga dari Bang Ihsan yang nanyain nomor teleponnya Mbak Yani. Welcoming sekalian farewell gathering untuk Kak Lina yang baru datang dari Lombok dan Teh Yuri yang mau ke UK lagi. Mbak Andri nggak bisa datang karena ada shooting. Kenapa bisa barengan gitu ya?!
Semalam kaget juga ketemu Lenny di shuttle yang sama dari bandara. Dia dari Yogya dan masih di Freeport. Cerita soal aktivitas pasca-UK, laughing about our love lives, and exchanging personal contact. Brain storming tentang alumni organisation ke-depan maunya gimana. Up-date gossip. UK stories etc., etc. Ketemu sama Lenny juga karena sebelumnya ketemu sama Remo yang transit 4 jam di bandara. Ngobrol sama Remo soal rencana satu tahun ke depan (maybe hiking to Kalimantan) dan dua tahun ke depan (East Europe maybe). Proposal penelitian Budapest, proposal disertasi S3, dan menyadari bagaimana kurang fight-nya aku dalam hidup ini.
Remo cerita soal oom-nya yang membeli restoran di Italy karena sebelumnya si oom udah mempelajari kelemahan itu restoran. Karena yang punya restoran sebenernya udah cape’ juga ngurus itu restoran yang selalu merugi, tapi si oom tau kalau kerugian itu terjadi karena ada oknum yang nggak jujur. Begitu restoran berpindah tangan ke tangan si oom, langsung itu oknum dikeluarkan, dan ... restoran berjalan dengan sendirinya tanpa perlu diawasi dan mulai menguntungkan. Free dinner all the time … la doce vita! Remo juga cerita soal oom-nya yang bisnis coklat. Waduuuh, jadi inget bisnis Imel. Harus dicoba beneran. Kaya’nya orang Indonesia lebih suka mempunyai secure job dari pada mencoba hal baru dengan segala resikonya.
Semalam kaget juga ketemu Lenny di shuttle yang sama dari bandara. Dia dari Yogya dan masih di Freeport. Cerita soal aktivitas pasca-UK, laughing about our love lives, and exchanging personal contact. Brain storming tentang alumni organisation ke-depan maunya gimana. Up-date gossip. UK stories etc., etc. Ketemu sama Lenny juga karena sebelumnya ketemu sama Remo yang transit 4 jam di bandara. Ngobrol sama Remo soal rencana satu tahun ke depan (maybe hiking to Kalimantan) dan dua tahun ke depan (East Europe maybe). Proposal penelitian Budapest, proposal disertasi S3, dan menyadari bagaimana kurang fight-nya aku dalam hidup ini.
Remo cerita soal oom-nya yang membeli restoran di Italy karena sebelumnya si oom udah mempelajari kelemahan itu restoran. Karena yang punya restoran sebenernya udah cape’ juga ngurus itu restoran yang selalu merugi, tapi si oom tau kalau kerugian itu terjadi karena ada oknum yang nggak jujur. Begitu restoran berpindah tangan ke tangan si oom, langsung itu oknum dikeluarkan, dan ... restoran berjalan dengan sendirinya tanpa perlu diawasi dan mulai menguntungkan. Free dinner all the time … la doce vita! Remo juga cerita soal oom-nya yang bisnis coklat. Waduuuh, jadi inget bisnis Imel. Harus dicoba beneran. Kaya’nya orang Indonesia lebih suka mempunyai secure job dari pada mencoba hal baru dengan segala resikonya.
Bulan ini juga aku memenuhi beberapa janji yang belum sempat terwujud dari dulu. Kaya’ sleep over, spaghetti (that will always reminds me of Mita) for lunch, sent off Mita ke UK, ngobrol panjang lebar sama mamanya Mita. Basically doing what we’ve planned before within just two days and a night. I’m going to miss that day a lot. Itulah makanya kita rencana mau keliling Eropa dua tahun dari sekarang. Kenapa dua tahun, karena tahun depan Rina mau housewarming her new apartment in Sudirman.
No comments:
Post a Comment