Saturday, April 26, 2008

i just don't like the system

semua dimulai waktu ada bisik-bisik (ini bener bisik-bisik loh, aku nggak melebih-lebihkan. karena penyampaiannya ke aku bener-bener hanya yang ngomong dan yang denger aja yang tau) mengenai program ke amerika untuk sepuluh karyawan yang berkecimpung di bidang pendidikan. awalnya aku udah males banget untuk ikutan yang kaya’ beginian karena awalnya bisik-bisik, pasti akhirnya ada yang nggak suka deh.

selama ini terlalu banyak bisik-bisik di kantor dan aku cukup bisa nahan diri untuk nggak ngomongin apa yang aku tau ke semua orang kaya’ beberapa orang yang kalau ngeliat orang lain kaya’nya harus ngomongin apa aja. biasanya rahasia orang aman aja sama aku, soalnya aku nggak ember kemana-mana. hanya disimpan untuk aku sendiri aja (pasang muka malaikat).

jadi dengan separuh hati aku nyetak daftar riwayat hidup, dan kalau mau sombong dikit, daftar riwayat hidup yang aku buat nggak jelek-jelek amat lah. kalau misalnya mengecewakan, masa’ iya beberapa badan internasional bolak-balik minta bantuan aku untuk hal-hal kecil yang bisa aja dikasih ke orang lain (pasang muka setan). dan daftar riwayat hidup aku juga dicontoh oleh beberapa orang lain yang ikutan seleksi (kalau iya mau dibilang seleksi).

selesai nyetak daftar riwayat hidup, aku merasa punya kewajiban untuk ngasih tau pihak lain dong, tentang program ini. semua orang berhak tau, siapa pun dia, mengenai program ini walaupun apa yang aku sampaikan hanya sebatas yang aku tau. ya itu, kesempatan untuk sepuluh orang yang berkecimpung di bidang pendidikan. informasi lain mengenai program … mana ku tau. berapa lama programnya, siapa saja target pesertanya, apa yang diharapkan dari kita, kapan mulainya, kapan berakhirnya, intinya semua informasi vital aku nggak tau.

setelah itu aku tambah makin males lagi karena teman yang cukup prihatin dengan masalah ini menanyakan langsung ke aku. dengan segala kemalasan menjawab, aku bilang, kalau memang mau bertanya, tanya aja sama yang megang surat undangannya. terus terang aku nggak tau ini binatang apa yang masih di dalam karung. intinya kaya’ aku di sidang untuk sesuatu yang aku nggak tau, tapi aku harus bertanggung jawab dan belaga’ tau. cape’ nggak seh (pasang muka memelas).

kemarin, aku tau kalau aku nggak lolos seleksi. alasannya apa, aku (lagi-lagi) nggak tau. tapi yang aku males banget itu, mereka yang lolos koq nggak ngomong langsung ke aku, tapi ke orang lain dulu, dan aku taunya dari orang lain! nggak jantan (walaupun mungkin dia perempuan) amat kelakuannya. selentingan aku denger kalau daftar riwayat hidup ku terlalu bagus. MAKSUDNYA?!?!?!? jadi ada toh seleksi yang nggak nyari yang bagus. nyari yang biasa aja. nyari yang hasil contekan.

dan yang lebih melelahkan hati … itu loh, pembelaan diri dari mereka yang lolos seleksi. segala keterbatasan waktu lah, umur lah, orang yang megang umur manusia itu Allah. kalau gilirannya aku mati besok ya … besok aja. siapa yang bisa nego! senioritas akan menang terus. kasian ya yang jadi junior. nggak akan diliat sampe’ senior udah ‘makan’ semua. apalagi tau-tau ada tugas (yang nyata-nyata punya) orang lain yang harus aku kerjain (karena orang tersebut ke luar negeri) dan cara nyuruhnya itu yang nyakitin banget. ditaro’ aja di meja nggak ada ba bi bu nya. kalau orang waras ngeliat, kaya’ gini lah komentarnya, ‘kalau ada kerjaan kasih aja ke iin. kalau ada jatah ke luar negeri, jangan kasih ke iin.’ ya Tuhan … memang udah pada nggak punya hati kali ya? jahat amat jadi orang. tapi meminjam istilah aadc, diperlakukan nggak adil begini, udah biasa. meminjam istilah to tweet, udah baal. tapi tau sendirikan kalau aku nggak akan pernah ngasih kesempatan ketiga. kali pertama itu termaafkan. kali kedua … artinya tidak akan ada kali ketiga. karenanya … selamat tinggal! cukup senang sudah kenal dengan anda yang ternyata sangat menyebalkan.

No comments: