kejadian lagi. si anak hilang pulang ke rumah dan nggak ketahuan pernah meninggalkan rumah :). mungkin karena punya empat saudara dan saya yang sering ke luar rumah dan tidak memberikan laporan lengkap, maka ketika saya tidak di rumah, pada tidak tahu akan hal itu.
waktu ke swedia yang sebentar itu, pas pulang ke rumah, saya kira rumah kosong tak berpenghuni. penerbangan yang cukup panjang di bulan Ramadhan (saya tetap puasa) diakhiri dengan keinginan besar untuk segera masuk toilet, tidak diimbangi dengan terbukanya pintu rumah dengan segera. tiba di rumah pukul 10 pagi, dan dihadapkan pada pintu masuk rumah (untung bukan pintu gerbang) yang tertutup. dengan sigap saya mencari kunci, dan begitu dimasukkan ke rumah kunci, walah ... tidak bisa dibuka. panik mulai melanda.
hal pertama yang dilakukan adalah menelepon rumah. berharap ada yang ada di rumah dan mengangkat. nihil!
hal kedua yang dilakukan adalah menelepon bapak karena mobil masih di rumah dan harapannya beliau masih di rumah. dan hal yang diharapkan berikutnya ada jawaban atas pertanyaan, 'bapak lagi dimana?'
ternyata eh ternyata yang muncul adalah pertanyaan (bukan jawaban) 'ini siapa?' dayum ... tidak diakui sebagai anak :((. kemungkinan besar nomor saya tidak disimpan di daftar telepon yang ada di telepon selularnya.
terpaksalah memperkenalkan diri, ini iin ... baru balik dari swedia ... (pembicaraan macam apa ini?!?)
barulah kemudian ada penjelasan bahwa 'pintu rumah diganti'.
halah ... sepertinya sengaja sekali ketika saya tidak di rumah, kunci pintu rumah diganti-ganti :(( pelajaran bagi mereka yang suka pergi dan tidak memberi tahu orang rumah.
tetapi tenanglah hajat itu terselesaikan tanpa perlu harus berkunjung ke rumah tetangga atau rumah pak RT. ternyata ada imel di rumah dan dia ketiduran karena habis sahur. tapi kan, sudah jam 10 ... dasar temannya batman!
memang ada kecenderungan dari dulu kalau saya menyebut nama dulu kalau menghubungi orang rumah. baik itu menghubungi melalui telepon selular atau telepon rumah. ketika sedang bertanya untuk memastikan seri printer di rumah, terjadilah percakapan dengan mak nyak:
'ini iin. minta tolong liat nomor seri printer yang di meja komputer ya. terima kasih'
teman yang mendengar langsung berkomentar 'ya ampun iin, sama nyokapnya sendiri ngomong formal banget! kaya' ngomong sama setjen! haha'
yeeeh ... giliran nggak nyebutin nama nanti ga diaku anak kaya' kejadian kunci diganti ... kan!
kali sebelumnya, pernah sewaktu mengambil nasi untuk makan malam, si bapak melihat dengan penuh tanda tanya ke saya, dan karena saya anak yang baik, tidak beranilah bertanya, 'nape liat-liat? ada masalah?' karenanya saya pergi ke lantai atas dan dalam perjalanan ke atas itulah terdengar pertanyaan bapak, 'itu iin ya?' gubrak?!? maksudnya apa??? memang muka saya udah sebegitu tuanya sampai beliau saja tidak mengenal saya? darah dagingnya sendiri? (eh ... terlalu yakin ya? ini masih dapat diperdebatkan. pada posting yang lain akan saya bahas tentang perdebatan ini)
kali lain lagi si bapak bertanya dengan nelangsa, 'iin mau kuliah lagi ya?' kenapa juga si bapak tiba-tiba saja mengajukan pertanyaan itu. pikir punya pikir, sepertinya saya juga kurang ajar tidak memberi tahu bahwa saya belajar karena memang hobinya belajar. bukan karena sedang mempersiapkan diri untuk kuliah doktorat di luar :p
demikianlah ... sedikit kisah tentang si anak hilang. tadi pagi pun, ketika saya pulang ke rumah karena semalam ada rapat di hotel sahid (mohon maaf saya lupa memberi tahu orang rumah lagi), si maknyak bertanya lagi, 'loh, kamu dari mana?'
'oh ya. lupa memberi tahu. semalam menginap di sahid karena ada rapat pembahasan.'
dan saya khawatir kalau besok saya pulang (karena malam ini pun masih akan menginap di sahid), orang rumah akan berteriak 'maling-maling' karena memang di rumah habis di renovasi dan sampahnya luar biasa banyaknya!
No comments:
Post a Comment